Di dalam al-Qur’an dijelaskan bahwa tujuan Allah swt. Menciptakan kita manusia adalah untuk beribadah kepada Allah swt. dan kehidupan dunia yang penuh dengan keindahan hanya bersifat sementara, buat bekal menuju alam keabadian di akhirat kelak. Ini adalah merupakan konsep dasar seorang muslim yang harus tumbuh di dalam hati dan berkembang dalam bentuk tingkah laku, amal dan perbuatan kita sehari-hari.
Dalam kehidupan materialis sekarang orang sudah mulai lupa konsep dasar hidup ini. Befikir
pragmatis, berbuat dengan pertimbangan untung dan rugi demi memperkaya diri,
tanpa mau peduli kemana harta itu nanti, apakah akan di bawa mati.
Sebagai seorang muslim yag sejati, kita harus befikir strategis
dan edeolois. Kita jangan hanya berfikir untung dan rugi sesaat, tatapi kita harus
berpikir jauh kedepan, sesuai dengan petunjuk al-Alqur’an. Kita bekerja dan beramal hari ini bukan hanya untuk
kepentingan dan kebahagian dunia saja ,
tetapi yang terpenting adalah untuk kedamaian dan kebahagian di alam akhirat yang bersifat kekal.
Diantara pengembangan dan perwujudan yang mecerminkan pelaksanan konsep dasar hidup seorang muslim adalah:
1.
Melaksnakan ibadah
Kurban
Hari
ini disebut Idul Adha / Hari Haya Kurban, karena kita kaum muslimin disyariatkan untuk melaksanakan penyembelihan
hewan Kurban, mulai tanggal 10 s/d 13 Zul Hijah, dengan tujuan untuk mendekatkan
diri kepada Allah swt.dan sekaligus
sebagai bukti kepedulian social kita .
Syari'at kurban ini bermula dari peristiwa penyembelihan seorang anak yang dilakukan
oleh bapak yang mendapat persetujuan dari isteri , yaitu Nabi Ibrahim, Siti
Hajar dan Nabi Ismail. Di kala itu Allah
menguji kekasihnya Nabi Ibrahim As agar menyembelih putra tunggal kesayangannya, Nabi Ismail As. Sebagaimana
yang dijelaskan dalam al-Qur’an surah Ash-shafat, ayat 100-108.
Artinya: "Ya Tuhanku, anugerahkanlah kepadaku (seorang anak) yang termasuk orang-orang yang saleh. Maka Kami beri dia kabar gembira dengan seorang anak yang amat sabar. Maka tatkala anak itu sampai (pada umur sanggup) berusaha bersama-sama Ibrahim, Ibrahim berkata: "Hai anakku sesungguhnya aku melihat dalam mimpi bahwa aku menyembelihmu. Maka fikirkanlah apa pendapatmu!" Ia menjawab: "Hai bapakku, kerjakanlah apa yang diperintahkan kepadamu; insya Allah kamu akan mendapatiku termasuk orang-orang yang sabar".Tatkala keduanya telah berserah diri dan Ibrahim membaringkan anaknya atas pelipis (nya), (nyatalah kesabaran keduanya). Dan Kami panggillah dia: "Hai Ibrahim, sesungguhnya kamu telah membenarkan mimpi itu", sesungguhnya demikianlah Kami memberi balasan kepada orang-orang yang berbuat baik. Sesungguhnya ini benar-benar suatu ujian yang nyata. Dan Kami tebus anak itu dengan seekor sembelihan yang besar. Kami abadikan untuk Ibrahim itu (pujian yang baik) di kalangan orang-orang yang datang kemudian,
Allahhu
Akbar 3 x walillahil hamd
Rasanya kita tidak bisa membayangkan jika perintah
yang sangat berat itu diperintahkan
Allah kepada kita, tentu sudah pasti kita tidak samnggup melaksanakannya. Akan
tetapi Allah yang Maha Pengasih dan maha pengnyang , hanya mensyari'atkan/
memerintahkan kita melaksanakan
penyembelihan harta, mengeluarkan sebagian rezki, berupa kambing, sapi, kerbau dan unta,
sebagai bukti perwujudan ibadah dan cinta kita kepada Allah swt.
Allah berfirman.
Artinya: Sesungguhnya Kami telah memberikan kepadamu ni`mat yang banyak. Maka
dirikanlah shalat karena Tuhanmu dan berkorbanlah. Sesungguhnya orang-orang
yang membenci kamu dialah yang terputus.(al-Kausar,1-3)
.
Jika kita masih berfir prakmatis, untung dan rugi , maka sulit bagi kita untuk dapat melaksanakan ibadah kurban. Akan tetapi jika kita mau berfikir strategis dan edeologis, berfikir jauh kedepan berlandaskan nilai-nilai al-Qu’an dan Hadis, insya Allah kita mudah dan tidak merasa berat untuk melaksanakan Ibadah kurban. Jika kita dekat dengan Allah, maka Allah akan dekat kepada kita. Jika Allah dekat dengan kita maka hidup kita akan damai.Salah satu cara mentakarubkan/mendekatkan diri kepada Allah adalah dengan melaksanakan ibadah Kurban.
Dalam melaksanakan ibadah Kurba harus
dilandasi niat yang ikhlas
semata-mata hanya karena ketaqwaan kepada Allah swt. karena Qurban yang diterima Allah hanyalah Kurban
yang dilaksanakan atas dasar keimanan
dan ketaqwaan kepada-Nya. Sebagaimana yang dijelaskan dalam Al-Quar’an surah
al-Haj ayat 37.
Artinya: Daging-daging unta dan
darahnya itu sekali-kali tidak dapat mencapai (keridhaan) Allah, tetapi
ketakwaan dari kamulah yang dapat mencapainya
Jama’ah Idul Adha rahimakumullah
Ditinjau
dari sudut pelaksanaan, kurban merupakan suatu ibadah yang sangat ditekankan
sekali untuk kita laksanakan, bahkan Rasulullah saw. Mengancam dengan
ancaman yang sangat keras kepada orang yang punya kemampuan tetapi dia tidak
mau berkurban. Sebagaimana
yang diterangkan Rasulullah dalam sabdanya.
مَنْ وَجَدَ سَعَة ٌوَلَمْ يُضَحِّّ فَلا يَقرَبَنَّ
مُصَلانا (روه احمد وبن ماجه )
Artinya: Barang siapa yang punya kemampuan tetapi
dia tidak mau berkurban, maka sekali-kali janganlah
mendekati tempat sholat kami
Kemudian dalam hadis yang lain diterangkan cecara
lebih tegas, sebagaimana hadis Nabi Saw.
yang berbunyi:
مَنْ كَانَ لَهُ سَعَة ٌفَلَمْ يُضَحِّ
فَلْيَمُوْتُ اِنْ شَاءَ يَهُوْدِيًّا اَوْنَصْرَنِيًّا(الحديث)
Artinya: Barang siapa yang punya kemampuan tetapi dia
tidak mau berkurban, maka mati sajalah kamu kalau mau sebagai seorang yahudi
atuau sebagai seorang nasrani
Jama’ah Idul Adha rahimakumullah
Kurban
ditinjau dari sudut pahala adalah merupakan suatu ibadah yang sangat besar
nilai dan ganjarannya disisi Allah swt. Oleh karena itu barang siapa yang
melaksanakan ibadah Qurban tepat pada waktu yang ditentukan, maka Allah akan
memberikan ganjaran pahala yang sangat besar kepadanya.
اَُلاُضْحِيَة ُلِصََاحِبِهَا ِبكُلِّ شَعْرَةٍ حَسَنَة ٌ(
الحديث)
Artinya: Berkurban itu untuk orang
yang melaksanakannya dibalas Allah dengan pahala, setiap satu helai bulu satu
kebajikan.
Dalam
hadis yang lain juga dijelaskan.
مَنْ ضَحَّى
طَيِّبَة ًِبهَا نَفْسُهُ مُحْتَسِبًا اَجْرَهَا عَلىَ اللهِ كَانَتْ لَهُ حِجَابًا
مِّنَ النَّاِر(ِ الحديث)
Artinya: Barang siapa yang melaksanakan penyembelihan hewan Qurban
dengan keinhklasan hatinya dan mengharapkan keredhaan Allah swt. maka kurbannya
itu akan menjadi dinding penutup baginya yang menyelamatkan dia dari api
neraka.
Allahhu
Akbar 3 x walillahil hamd
Kurban
yang disyari’atkan kepada kita mengandung berbagai himah, diantarannya:
1 . Dari segi Ibadah.
Yaitu untuk mendekatkan
diri dan menguatkan hubungan kita dengan Allah swt., yakni merupakan penyerahan
diri serta pengakuan bahwa semua yang kita miliki dan kita peroleh dalam kehidupan ini. Rezki dan harta yang diperoleh , ilmu yang dimiliki, pangkat
dan kedudukan yang disandang, semua itu
pada hakekatnya milik dan amanah Allah swt., dan ini selalu kita ikrarkan dalam
sholat.
Artinya: "Sesungguhnya shalatku, ibadatku,
hidupku dan matiku hanyalah Allah, Tuhan semesta alam,( al-An’am-162)
Dengan
demikian, ketika sholat kita
serahkan diri kepada Allah swt,
maka di luar sholat dan dalam kondisi yang bagaimanapun juga harus kita
serahkan diri kita kepada Allah. Dalam
sholat kita senantiasa berikrar kepada Allah, bahwa hanya kepada Engkaulah
kami menyembang dan hanya kepada Engkaulah kami minta pertolongan.
Pengakuan kita ini adalah merupakan
kesatuan yang tidak dapat dipisahkan . Jangan terjadi, menyembah kepada
Allah tetapi minta tolong kepada selain Allah . Beribadah kepada Allah tetapi bergantung dan merasa khawatir kepada manusia.
yang pada akhirnya akan menjerumuskan kita kepada kemusyrikan, Allah berfirman
Artinya: Dan janganlah kamu campur adukkan yang hak
dengan yang bathil ( al-Baqarah-42)
Allah swt. adalah tempat kita bersandar yang abadi. Jika kita bersandar kepada
manusia, manusia bisa mati. jika
kita bersandar kepada atasan, atasan biasa lengser.. Jika kita bersandar kepada
dinding, dinding bisa runtuh, jika kita bersandar kepada kayu, kayu bisa
tumbang. Tetapi jika kita bersandar kepada Allah maka itu adalah penyandaran
diri yang abadi, Ibadah kurban bukti penyerahan dan penyamdanran diri kepada
Allah swt.
2. Dari segi
Mu’amalah,
Ibadah Kurban dapat membina hubungan baik antara sesama kita. Penyembelihan hewan Kurban yang laksnakan dagingnya kita bagikan
kepada sesama muslim yang berada dalam kekurangan, sengsara lagi fakir. Sebagaimana yang dijelaskan Allah
dalam al-Qur’an surah al-Haj ayat 28.
فَكُلُوْا ِمْنهَا وَاَطْعِمُوْا البآئِسَ الْفَقِيْر
Artinya: Maka makanlah sebahagian
daripadanya dan (sebahagian lagi) berikanlah untuk dimakan orang-orang yang
sengsara lagi fakir.
Ayat
ini memberikan petunjuk bahwa sebagai muslim kita tidak hanya mementingkan diri
sendiri, tetapi juga hendaknya memperhatikan keadaan sekitar kita, terutama
terhadap mereka yang lemah ekonominya. Ibadah Qurban mendidik kita setiap
muslim untuk menghilangkan sifat serakah, tamak, kikir dan membentuk sifat kedemawanan, senang membantu dan mengutamakan orang lain. Allah berfirman.
Artinya:
dan mereka mengutamakan orang lain dari pada dirinya sendiri. Sekalipun mereka memerlukan (apa yang mereka berikan
itu). Dan siapa yang dipelihara dari kekikiran dirinya, mereka itulah
orang-orang yang beruntung.
Kita
hemdaknya menyadari bahwa harta yang Allah titipkan kepada kita bukan
semata-mata untuk kepentingan diri sendiri, bukan untuk mencari kemewahan tanpa peduli orang lain, dan bukan pula
sebagai tujuan, tetapi hanya sebagai alat untuk mencapai tujuan, yakni
mencari ridha Allah, kebahagian dunai
dan akhirat.
Apalagi
di saat ibadah Kurban ini dilaksanakan, keadaan
masyarakat, bangsa dan negara kita
sedang dilanda krisis ekonomi yang ditandai dengan melemahnya nilai
tukar rupiah terhadap dolar, naiknya harga kebutuhan pkok dan melemahnya daya beli
masyarakat.. Maka dalam kondisi yang demikian pelaksanaan ibadah Qurban dapat
meringankan beban yang berat,
membela yang lemah, memupuk
ukhuwah islamiyah, menguatkan persaudaraan
antara sikaya dengan simiskin, antara yang kuat dengan yang lemah. Dengan
cara ini akan terwujutlah rasa kebersamaan, kekompakan, ketentraman dan
kedamaian dalam kehidupan bermasyarakat.
2. Melaksnakan
ibadah Haji
Pengembangan dan
oerwujudan konnsep dasar seorang muslim yang kedua adalah dengan melaksanakan ibadah haji. Disamping
syariat Kurban, kita umat Islam diwajibkan melaksanakan ibadah haji, berkunjung
ke Baitullah( Ka’bah) melaksnakan berbagai amalan haji, demi memenuhi panggilan
Allah swt dan mengharapkan redha-nya, yang pungcak pelaksanaannya mulai tanggal
9 - 13 Zul Hijah.
Hari ini tgl 10 Zul Hijah , saudara-saudara kita dan jutaan umat Islam lainnya
melaksanakan Jumtarul Aqabah di Mina, sesudah berwukuf di Padang
Arafah kemaren tanggal 9 Zul Hijah.
Kepada mereka mari kita do’akan, semoga meraka mendapat haji yang mabrur dan
selamat pulang sampai di kampung. Kepada
kita, mari kita berdo’a semoga kita dapat menunaikannya pada tahun-tahun yang
akan datang.
Ibadah haji selain
mengandung pahala yang besar, juga mengandung berbagai hikmah.
1. Hikmah Ihram : menjaga
Kesucian diri dengan mengontrol keinginan dan nafsu.
Langkah pertama bagi kita
untuk menjadi manusia sempurna adalah mengontrol diri, dari keinginan dan hawa
nafsu. Dalam ihram kita diharamkan memakai sesuatu yang halal. Ini
mengisyaratkan bahwa kita harus dapat mengontrol antara keperluan dan
keinginan. Seorang yang sukses adalah orang yang dapat melihat antara keperluan dan
keinginan, dapat mengontrol diri dari pemanfatan kekayaan secara berlebihan , bubazir,
berpoya-poya dan dapat mengendalikan diri dalam kekuasaan, sehinga kekuasaan
bukanlah suatu kesempatan mencari kekayaan, tapi suatu amanah yang kelak akan
dipertanggung jawabkan.
Pemakaian kain ihram bagi
jemaah haji, mengisyaratkan bahwa kelak bagi setiap orang akan menemui ajal
kematian dengan berpakain kain putih dan meninggalkan semua kemewahan dunia. Harta, tahta dan wanita
semuanya akan ditingalkan. Karenanya dalam mencapai semua ini harus sesuai
dengan aturan dan etika yang berlaku. Sehingga kelak kita medapatkan kebahagian
yang abadi di sisi Allah swt.
2.
Thawaf :
Hidup dalam lingkaran ibadah.
Thawaf adalah
mengelilingi ka'bah tujuh kali, yang diringi dengan doa dan talbiyah, ini mengisyaratkan kepada kita bahwa dalam
perputaran waktu selama tujuh hari, kita harus senantiasa ingat kepada Allah,
beribadah dan berzikir kepadanya. Jika
kita dapat memaknai tawaf ini dalam kehidupan sehari-hari, berarti kita sudah
mengembangkan konsep dasar tujuan hidup kita, yaitu beribadah kepada Allah. Allah
berfirman:
Artinya: Aku tidak menjadikan jin dan manusia kecuali
hanya untuk beribadah kepadaku.( al-Hasyar: 9)
Semua ciptaan Allah di alam ini
tunduk kepada ketentuan-Nya. Jika semua ciptaan Allah di alam ini menyalahi
ketetuan , maka hancurlah dunia ini. jika matahari terbit di Barat terbenam di
Timur, bulan dan bintang beredar tidak pada orbetnya lagi, pisang berbuah nangka, nangka bebuah pisang dll. Maka ini
pertanda hancurnya dunia ini.
Demikian
juga manusia, bila sudah tidak mau lagi
tunduk kepada Allah, hidup hanya memuaskan hawa nafsu, bertindak
sewenang-wenang, melaksanakan kemungkan dll. Maka ketika itulah manusia akan
mengalami kehancurannya.
3.
Sai : Meningkatkan etos kerja sebagai khalifah.
Manusia mendapat tugas
menjadi khalifah di muka bumi, dia
hendaknya dapat mengolah kekayaan alam menjadi modal yang berguna bagi kehidupannya.
Untuk mengolah alam menjadi modal yang berguna,
manusia perlu bekerja keras, semangat, optimis dan penuh keyakinan.
Inilah hakekat makna yang dikehendaki dalam ibadah Sai, berjalan dan berlari-lari
kecil dari bukit Safa menuju bukit Marwah sebanyak 7 kali. Sudah menjadi
sunatullah, siapa yang mempunyai etos kerja yang tinggi maka dia akan menguasai
dunia, baik dia itu seorang muslim, kafir, atau atheis. Penguasan dunia tidak
mungkin di dapat hanya dengan beribadah,
berzikir, dan berdoa semata-mata, tetapi
harus dilakukan denggan penguasaan ilmu , kerja keras dan professional, sabar, disiplin , dengan
manajemen yang baik.
Demikian khotbah ini, semoga bermanfaat bagi kita semua, amin ya rabbal alamin.
اعوذ بالله من الشيطن الرجيم
فاعْتبِرُوْا يااُوْلِى الابْصَاِر لَعَلَّكُمْ تُرْحَمُوْنَ
Tidak ada komentar:
Posting Komentar